Kimia

Pertanyaan

apakah bahan sampoo terjadi bahan kimia dalam proses pembuatannya?

1 Jawaban

  • 1) Bahan Aktif ( Active Ingredient )
    Bahan ini merupakan bahan utama membuat shampoo, yang biasanya disebut surfaktan. Berdasarkan proses kimianya, bahan ini mempunyai “ kemampuan “ mengikat dan mengangkat kotoran. Dari bahan surfaktan inilah shampoo dapat menghasilkan busa. Berdasar muatan ionnya, dalam produk shampoo dikenal tiga jenis surfaktan.
    Ø Surfakatan An-ionik
    Surfakatan An-ionik adalah surfaktan yang mengandung muatan ion negative. Jenis surfaktan ini antara lain alkyl sulphate dan polyoxythylene alkyl ether sulphate, yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa tingkatan (grade) dengan nama dagang (trade name), seperti Emal E70C, Alksurf ES 30, Emal TD, Mackadet BS, Emal 20 C, Tigerfax AOS, Mackadet SBC-8. Jenis surfaktan anionic ini merupakan surfaktan yang paling banyak dipakai.
    Ø Surfaktan Non-ionik
    Surfaktan Non-ionik adalah surfaktan yang tidak mengandung muatan ion, baik ion negative atau positif (netral). Umumnya, dikombinasikan dengan surfaktan an-ionik. Surfaktan Non-ionik ini mempunyai struktur yang disebut fatty alkanoolanide, dikenal dengan nama dagang, antara lain Standpol, Aminon S-01, dan Aminon L-02.
    Ø Surfaktan Kationik
    Surfaktan Kationik bermuatan ion positif dan jarang dipakai karena beberapa di antaranya dapat menimbulkan efek negative pada mata, kecuali jika jumlahnya sedikit. Perkembangan surfaktan kationik agak lambat.
    Perkembangan antara surfaktan kationik dan an-ionik ini juga tidak lazim dilakukan karena tidak cocok (incompatible). Meskipun demikian, kemungkinan menggabungkan keduanya semakin terbuka. Bahan-bahan surfaktan di atas, umumnya berbentuk cairan kental (sebagian mendekati bentuk pasta), jernih agak kekuningan.

    2) Bahan Tambahan (Additive)
    · Bahan ini berfungsi sebagai pemberi nilai tambah yang merupakan keunggulan dari suatu produk shampoo. Contohnya, untuk menimbulkan efek lembut pada rambut dipakai stearyl alcohol, cetyl alcohol, iso propyl myristate, dan parafin cair. Meskipun dapat menimbulkan efek positif pada rambut, tetapi penggunaan bahan ini sangat terbatas mengingat harganya cukup mahal. Disamping itu, jika terlalu banyak dipakai dapat menurunkan busa pada produk. Selain bahan kimia di atas, sesuai dengan kecenderungan zaman untuk lebih kembali ke alam (back to nature), beberapa produk dikombinasikan dengan zat aditif jenis nabati, seperti ekstrak seledri, lidah buaya, atau merang unutk memberi nuansa alami dan kesan lebih ramah lingkungan.

    3) Bahan Pengawet (Preservative)
    · Bahan Pengawet lazim dipakai pada produk shampoo. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya mikroba pada produk. Seperti diketahui bahwa shampoo sebagai produk kosmetik yang penggunannya bersentuhan langsung dengan badan manusia, keberadaan suatu mikroba (seperti jamur) tentu akan mengontaminasi kulit tubuh. Beberapa jenis pengawet yang sering dipakai adalah EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic), sodium benzoate, sodium salicylate, dan sebagainya.

    4) Garam
    · Garam atau Natrium Klorida (NaHC) daalm campuran shampoo berperan unutk mengatur kekentalan. Semakin kental produk shampoo, disperse penggunaannya semakin hemat dan cenderung disukai konsumen. Namun, penambahan garam yang terlalu banyak dapat menimbulkan efek keruh pada produk.


    5) Parfum dan Pewarna
    · Berdasarkan fungsi teknisnya, keberadaan parfum dan pewarna memang tidak signifikan. Artinya, suatu produk shampoo secara fungsional ada;ah sama meskipun diberi atau tidak ditambahi parfum atau pewarna. Namun, dari segi marketing, pemilihan parfum dan pewarna yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang akan dipasarkan.
    Jika mungkin dapat dilakukan survey kecil-kecilan untuk menentukan parfum dan pewarna yang aka dipakai. Cara sederhana unutk memilih parfum, yaitu dengan membagikan angket sederhana.

Pertanyaan Lainnya